Artikel

Tidak naik kelas bukan bodoh

Saya tidak sedang mengajarkan sesuatu yang negatif melainkan sedang menyampaikan tentang sesuatu yang awalnya sangat tidak enak, membuat malu dan frustrasi orang tua (ketika harus menerima kenyataan bahwa anaknya dinyatakan tidak naik kelas oleh guru atau pihak sekolah) tetapi yang dikemudian hari jika hal itu disikapi dengan lebih arif, justru akan mendatangkan faedah yang sangat besar. Seringkali orang tua menjadi kurang atau tidak mau menerima kenyataan ini, protes dan merasa kecewa. Kalau sudah begini kadang orang tua saking emosinya lupa untuk introspeksi dan mencari penyebabnya dengan hati tenang mengapa anaknya tidak naik kelas, sebaliknya malah mulai menyalahkan sekolah, guru, anaknya dan lupa menyalahkan diri sendiri, he..he..he..


Sebenarnya tidak naik kelas bukanlah hal yang terlalu buruk, malah tidak buruk sama sekali atau malah bagi saya setelah merenungkan banyak hal "tidak enak" yang pernah saya alami, termasuk dulu pernah tidak naik dari kelas satu ke kelas dua, hal itu justru adalah sesuatu yang sangat baik dan mendatangkan banyak faedah. Sejak saya tidak naik kelas tersebut, tahun-tahun berikutnya saya menjadi pelajar dengan prestasi yang sangat baik.


Ternyata banyak orang terkenal dan orang pintar di Indonesia dan di dunia pernah tidak naik kelas. Beberapa contoh orang sukses tersebut adalah Rhenald Kasali, Albert Eisntein, Thomas Alva Edison, Adam Khoo dan masih banyak lagi.


Selain bergelar Ph.D Consumer Science, Rhenald Kasali telah diangkat sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Manajemen Universitas Indonesia (UI). Sekarang ini beliau juga telah mendirikan Rumah Perubahan yang sangat memperhati-kan perihal pendidikan nasional. Keberhasilan tersebut ternyata pernah mengalami catatan buruk ketika satu kali ia tinggal kelas. "Saya pernah tidak naik kelas, waktu kelas 5 ke kelas 6 SD.


Waktu itu saya malu banget, takut dan merasa sudah menyakiti ibu saya. katanya dalam orasinya di acara pengukuhan Guru Besar UI, di Balai Sidang, UI, Depok.


Albert Eisntein adalah ilmu-wan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyum-bang bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Wajah Einstein merupakan wajah paling terkenal di dunia yang juga merupakan simbol jenius dan kecerdasan atau bahkan jenius. Selain peraih Nobel tahun 1921, pada tahun 1999, Einstein dinobatkan sebagai Person of the Century (Tokoh Abad Ini) oleh majalah Time. Meskipun Einstein lambang seorang jenius. Tetapi dibalik kejeniusan tersebut dia pernah tidak naik kelas.


Adam Khoo asal Singapura saat berusia 26 tahun telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam. Sebelumnya Adam dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas empat SD tidak naik kelas dan dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana. Akhirnya, ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura. Meski prestasi akademis-nya sangat buruk tetapi akhirnya memperoleh kesuksesan di dunia bisnis.


Aristotle Onassis, dulunya dianggap bodoh dan suka mencari perkara sehingga diusir dari beberapa sekolah. Ia paling sering menduduki ranking terbawah di kelasnya. Salah seorang gurunya berkata: Walaupun raportnya di sekolah jauh dari bagus, bakatnya untuk berdagang dan menca-ri uang telah tampak sejak dini. Akhir-nya dia menjadi seorang milyuner.


Thomas Alva Edison salah satu penemu terbesar di dunia. dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan dan dianggap bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah. Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Keyakinan ini timbul karena anaknya di rumah sangat cerdas dalam melakukan berbagai hal.


Tidak naik kelas bukanlah sesuatu yang bersifat final, ia hanya sebuah kejadian di antara banyak kejadian lain yang akan dialami oleh seorang anak. Tidak naik kelas ter-nyata juga tidak selalu identik dengan kebodohan. Mungkin ada faktor lain yang orang tua (sebagai penanggung jawab utama pendidikan anak) dan guru sekolah sebagai fasilitator, yang belum dapat mengetahui dan menggali kecerdasan anaknya.


Menurut Dr Widodo Judarwanto SpA. Children Allergy Center, ada faktor-faktor negatif dari anak-anak yang terbawa sejak mereka masih bayi atau sejak kecil yang membuat anak yang sebenarnya cerdas tetapi memiliki gangguan yang dapat membuat mereka tidak dapat menerima pelajaran dengan baik disaat mereka bersekolah. Di bawah ini beberapa manifestasi negatif para tokoh tersebut.


Berbagai tanda, gejala dan manifestasi klinis yang negatif itulah yang juga sering terjadi pada para tokoh tersebut sejak kecil. Einstein dianggap sebagai pelajar yang lambat dalam menerima pelajaran karena diduga mengalami gangguan disleksia. Beberapa ahli berpendapat Eisntein mengalami gangguan Asperger, atau salah satu gangguan perkembangan kelompok Sindrom Penyakit Autis.


Adam Khoo waktu kecil adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV tetapi saat belajar dan menerima pelajaran sangat malas.

Demikian juga Aristotle Onassis, Thomas Alfa Edison atau David Khoo seringkali dikeluarkan dari sekolah karena sangat emosional, sering mengganggu temannya dan dianggap menjadi biangnya keonaran.


Tetapi dibalik hal negatif tersebut karena otaknya terangsang, hal positif lainnya juga ikut terangsang. Kelompok anak seperti ini biasanya kecerdasannya dalam bidang tertentu sangat luar biasa. Kecerdasan lain tersebut meliputi kecerdasan bisnis, kecerdasan seni, kecerdasan ilmiah, kecerdasan komunikasi, kecerdasan olahraga atau kecerdasan sosial. Tetapi karena kelemahan lainnya biasanya kemampuan di bidang tertentu justru sangat lemah. Bahkan karena rangsangan otak yang kuat tadi beberapa anak juga terangsang indera ke enamnya atau sering disebut indigo.


Itu sebabnya Dr. Widodo Judarwanto, menyarankan, agar orangtua yang mempunyai anak pernah tidak naik kelas atau rangking sekolahnya buruk jangan terburu-buru frustasi. Orang tua harus mengenali kekurangan dan kelebihan intelektual anak di bidang tertentu. Berbagai kelemahannya diperbaiki dan diidentifikasi penyebabnya. Kenali penyebabnya dan permasalahan yang ada pada anak. Apakah terdapat gangguan konsentrasi atau gangguan belajar lainnya. Sedangkan hal positif lainnya harus lebih dioptimalkan dan diberi stimulasi sejak dini. Seringkali potensi luar biasa anak di balik kelemahannya tidak dikenali dan tidak dioptimalkan.


Jadi, kadang seorang anak perlu tidak naik kelas agar orang tua mulai sungguh-sungguh memper-hatikan anaknya, mengajar mereka dengan segala kesabaran dan bertanggung jawab penuh agar anak-anaknya kelak dapat mencapai yang terbaik dari dan dalam diri mereka sendiri demi kemuliaan nama Tuhan. Sekali lagi, anak tidak naik kelas kadang memang diperlukan! Tidak naik kelas bukan bodoh


(SiKY, Jakarta, 20 Juni 2013).

Artikel Terkait



Kembali ke atas

0 Komentar :

Komentar Saudara...


Nama :
Email :
Website :
Komentar :
 
 (Masukkan 6 kode diatas)


 



Pokok Doa

- Terjadinya pertobatan dari bangsa kita dimulai dari Gereja-Nya.

- Agar Jemaat dikuatkan untuk mengambil kesempatan memberitakan nama Yesus dengan cara apapun yang Tuhan berikan di tengah keadaan yang sukar ini.

- Keselamatan dan perlindungan Tuhan atas orang-orang percaya

- Pemerintah Pusat dan Daerah, Dokter dan para medis yang sedang berjuang menangani pasien akibat Virus Corona

semua agenda

Agenda

Info

  • Parents Meeting, Minggu 04 Juni 2023 pukul 12.00 di rumah ibadah

  • Doa Semalam Ceria, jumat malam 2 Juni2023 pukul 22.00 - 04.00.

  • Belajar Bersama (KRISTOLOGI) kamis 25 Mei 2023 jam 19.30 Via ZOOM. hubungi admin untuk mendapatkan link.

  • Teens Fellowship, Jumat 26 Mei 2023 jam 16.00 dirumah ibadah

Polling

Apakah Saudara/i sudah belajar memulai membangun ibadah bersama di dalam keluarga?
Sudah
Belum

Lihat

Kontak Kami

GPdI Jemaat Ujung Menteng
Jalan Kelurahan Ujung Menteng no.18 RT015/RW001, Cakung,
Jakarta timur. Indonesia.

Telp/Fax : (021) 4611850

E-mail :
admin@gpdiujungmenteng.com

Statistik Pengunjung

158098


Pengunjung hari ini : 94
Total pengunjung : 70464
Hits hari ini : 239
Total Hits : 158098
Pengunjung Online: 4