MAKSUD KEMURAHAN ALLAH

Rabu, 15 Agustus 2018

gpdiujun

Dibaca: 4589 kali

Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Roma 2:4

Allah kita kaya dengan kemurahan bahkan ketika umatNya tidak menyadari apalagi mensyukurinya! Sebagai contoh adalah bangsa Israel ketika mereka di padang gurun.

Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun;dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan." (Keluaran 16:2-3)

Ingatan akan makanan enak yang pernah mereka nikmati di tanah Mesir membuat mereka tidak puas dengan penyediaan Tuhan di padang gurun. Mereka bersungut-sungut dan memberontak terhadap Musa. Namun TUHAN sabar menghadapi kekanak-kanakan Israel. Bahkan Ia masih bermurah hati dengan memberi mereka manna dan daging untuk dimakan. (Keluaran 16:35)

Kemurahan Allah atas kita dinyatakan dalam pemberian-pemberian-Nya atas kita,seperti  :

  • Waktu dan kehidupan. Bacalah Efesus 5 : 16-17
  • Kesehatan
  • Talenta & Karunia. Bacalah Matius 25:29
  • Pekerjaan & Kekayaan. Bacalah Lukas 16 : 24-25
  • Kebenaran
  • Keselamatan +++++

Semua wujud kemurahan Allah ini harus dipertanggungjawabkan kepada Dia. Salah satu bentuk pertanggung-jawabannya adalah pertobatan. Bdk Lukas 5 : 8-9

Pertobatan tidak hanya terjadi waktu pertama kali kita percaya kepada-Nya. Sesudah di dalam Kristus kita harus makin bertobat ketika kita mendapati bahwa hidup kita tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Kita perlu bertobat terutama dari gaya hidup yang berpusat pada diri sendiri. Sering, tanpa sadar kita hanya mau berkat-Nya saja tetapi kita tidak mau belajar mengerti dan hidup dalam kehendak-Nya. Bacalah 1 Korintus 15:10

Apa yang bisa kita kerjakan untuk melayani Dia?

1. Secara pribadi : membangun keintiman dengan Tuhan melalui saat teduh yang konsisten.

2. Di keluarga : pemuridan keluarga.

3. Di dalam jemaat : mendukung visi misi gereja lokal dengan terlibat aktif di komsel dan pembinaan-pembinaan untuk diperlengkapi.

4. Di kantor : bekerja dengan jujur.

Hidup kita dan semua yang ada pada kita sesungguhnya bukanlah milik kita. Itu hanya pemberian atau titipan yang harus dipertanggungjawabkan pengelolaannya kepada Dia, yang empunya segala sesuatu. Alangkah berbahagianya kita ketika pertanggungjawaban kita di hadapanNya disambut dengan kata-kata : “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaKu yang baik dan setia..”

Renungan Terkait

Kembali ke atas