JANGAN TERLAMBAT
Dahulu kala, di Indonesia tidak ada yang namanya orang terlambat. Masyarakat Indonesia selalu menghargai ketepatan waktu. Sampai suatu ketika, ada orang yang bernama Ngadiman Retnoharjo. Ia adalah seorang pemalas tingkat tinggi! Ketika temannya mengajak bermain, Ngadiman akan menjawab, “Iya sebentaaaarrrrrr, duluan aja! Nanti aku nyusul!” Karena teman-teman Ngadiman adalah teman yang baik, mereka menunggu Ngadiman di lapangan agar ia tidak ketinggalan permainan. Memang, dikasih hati minta jantung, sudah ditunggu ternyata orangnya molor! Ngadiman baru datang sewaktu maghrib sudah berkumandang, yang artinya, permainan bubar... Kebiasaan Ngadiman Retnoharjo terbawa terus sampai SMP, SMA, kuliah, menikah, punya anak, punya cucu! Semua orang jadi malas datang tepat waktu. Kalau ditanya kenapa, mereka akan serempak menjawab, “Maaf, gue ngaret!” Maksudnya mengingatkan kita pada keturunan NGAdiman RETnoharjo yang selalu datang terlambat dan membuat teman-temannya terpaksa menunggu!
Tentu saja, cerita di atas semata-mata hanya fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama mohon intropeksi diri hehehe becanda.. Sayangnya, masalah terlambat bukan hanya ada dalam cerita fiksinya Ngadiman Retnoharjo. Masalah terlambat jadi isu yang marak kita jumpai dimana-mana. Terlambat berangkat ke sekolah, terlambat datang ke kebaktian, terlambat antisipasi banjir, terlambat bayar hutang, terlambat menyadari kesalahan dan (yang paling sial!!!) terlambat menyadari adanya jebakan si Iblis yang ingin merusak kekudusan hidup kita. Waduh!
Sebagai anak muda dan remaja, coba kita mengingat peristiwa Tamar yang diperkosa oleh Amnon, kakak tirinya sendiri. Sebetulnya peristiwa tragis nan memilukan itu tidak perlu terjadi jika saja Tamar tidak terlambat menyadari bahwa ada udang di balik bakwan, eh... maksudnya ada maksud tersembunyi yang sangat kotor dan menjijikkan dalam pikiran Amnon yang didukung oleh saudaranya sendiri, Yonadab.
Si Amnon pura-pura sakit, pura-pura minta dibikinin kue dan anehnya kue itu harus dia makan dari tangan Tamar. Duhilahhhh! Dan waktu makannya harus di dalam kamar, berdua saja tanpa orang lain.
Oh, Tamar... Tamar… betapa tulus hatimu sehingga engkau terlambat menyadari bahwa semua itu hanyalah tipu muslihat yang sangat jahat, yang sumbernya dari si Iblis sendiri yang mengecoh anak-anak muda yang terbius dengan perasaan jatuh cinta, padahal yang sebenarnya itu hanyalah birahi semata.
Peristiwa yang dialami oleh Tamar, yang sesudah peristiwa tersebut tidak kedengaran kabarnya lagi bagaimana nasibnya, harus menjadi pelajaran bagi kita anak muda dan remaja. Keadaan rumah tangga kita orang tua terkadang menjadi pemicu terjadinya peristiwa yang sangat tidak ingin dialami oleh siapa saja. Tidak ada satu keluarga pun yang ingin mengalami seperti apa yang dialami oleh keluarga Daud. Jadi, jangan terlambat menyadari jebakan si Iblis! Jika pergaulan kita telah membawa kita kepada hal-hal yang tidak benar, segeralah “angkat kaki”, lari dari mereka.
Ada yang memberi nasihat, “Nguap aja nular… apalagi mental!” Bergaullah dengan orang-orang yang belajar hidup benar, tabah menghadapi godaan, dan menjalani hidup dengan keinginan untuk jadi berkat dengan orang lain.
Jangan bergaul dengan orang yang “jorok pikirannya”, pemalas, pesimis, dan anggap sepele kesucian hidup. Semua itu menular! Menularrrr…
Ada janji Tuhan yang mudah diingat karena angkanya 2222, yakni di dalam 2 Timotius 2:22, yang berbunyi : Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Kalau Ngadiman Retnoharjo masih hidup dan bisa bersaksi, mungkin ia akan mengatakan begini: “Saudaraku, anakku, cucu-cucuku, jangan terlambat! Jangan terlambat hadir di ibadah raya, masuk kantor hingga bayar pajak. Tetapi, yang terutama, jangan terlambat bertobat dari pergaulan yang buruk!”
Rasul Paulus memperingatkan dalam 1 Korintus 15:33, "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."
Jangan terlambat menyadari bahwa Iblis sedang memasang perangkap melalui orang-orang yang nyata atau orang-orang di dunia maya melalui smartphone kita. Jangan kehilangan kesempatan untuk menikmati janji Tuhan bagi mereka yang belajar “menjauhi nafsu orang muda”! Ini bukan cuma kata-kata Ngadiman Retnoharjo yang melegenda, tetapi firman-Nya. (Themercyw - Yes Generation Community)
Artikel Terkait
- MASIH MAU TERLAMBAT
- TELAT MULU
- BRING HEAVEN HOME
- MEMBANGUN SISTEM NILAI DALAM KELUARGA KITA
- LOVE NO EXPECTATION