Artikel

Sumber Air Hidup Vs Kolam Yang Bocor

Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air. ~ Yeremia 2:13 ~

Ada dua jenis kejahatan dicatat di dalam ayat di atas. Ironisnya, umat Tuhan melakukan keduanya. Karena itu Tuhan mengatakan bahwa mereka dua kali berbuat jahat. Kepada siapa? Sudah tentu kepada Tuhan sendiri. Setiap kejahatan yang kita lakukan sejatinya adalah sebuah kejahatan kepada diri-Nya sendiri. Dalam hal apa umat-Nya telah dua kali berbuat jahat kepada Tuhan?

1. MENINGGALKAN TUHAN, SUMBER AIR YANG HIDUP.

Jika kita hanya sekilas saja membacanya, sepertinya tidak ada bobot kejahatan yang terlalu serius di sini. Tetapi jika kita merenungkannya, maka kita akan dapat memahami betapa seriusnya kejahatan umat Tuhan ini.

“Meninggalkan Tuhan”, memberi kesan kuat di mana seseorang tidak lagi memandang kepada Dia, tidak takut lagi kepada Dia dan tidak peduli lagi dengan segala perintah dan ketetapanNya. Bukankah ini bentuk kesombongan yang amat sangat? Kalau kita telisik dari Alkitab kesombongan umat Tuhan sering berawal dari satu kata, “lupa”! Lupa akan anugerahNya! Sungguh, Israel acap kali lupa betapa besar anugerah Tuhan atas mereka. Allah sebelumnya telah memperingatkan Israel akan hal ini.

Bacalah Ulangan 8:7-18, dan camkanlah bahwa kemakmuran, kenyamanan hidup dapat membuat seseorang atau satu bangsa melupakan Tuhan. Melupakan dengan tidak lagi berpegang kepada perintahNya. Setelah lupa berkembang menjadi tinggi hati, merasa segala kekayaan dan kemakmuran mereka terjadi karena kekuasaan dan kekuatan tangan mereka sendiri.

8:12 dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, 8:13 dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, 8:14 jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. ~ Ulangan 8:12-14 ~

 

Kalau kita perhatikan dari ayat-ayat sebelumnya maka proses menjadi tinggi hati dimulai dari “melupakan Tuhan”, lalu menjadi “tinggi hati” dan seterus-nya melupakan segala jasa Tuhan dalam hidup mereka.

“WASPADALAH”, JIKA TUHAN MENGARUNIAKAN KEMAKMURAN DAN KENYAMANAN DALAM HIDUP KEPADA KITA. ITU BISA MERUPAKAN SEBUAH UJIAN BAGI HATI KITA, APAKAH HATI KITA TETAP SETIA DAN BERPAUT KEPADANYA, ATAU SEBALIKNYA, MENJADI LUPA DAN JATUH DALAM KESOMBONGAN!

Ü Meninggalkan “sumber air hidup”.
Allah adalah sumber air yang hidup, sehingga mereka yang meninggalkan-Nya sedang hendak menunjukkan betapa mereka menganggap dirinya bisa hidup tanpa Allah, tanpa sumber air hidup. Padahal sejarah mencatat, Israel pernah mengalami ketiadaan air dan kehausan yang amat sangat, lalu Allah mengeluarkan air dari gunung batu yang keras untuk melepaskan mereka dari dahaga yang dahsyat.

dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras. ~ Ulangan 8:15 ~

Sebenarnya, ini sebuah bentuk kekurangajaran dari umat Tuhan yang telah banyak menikmati anugerahNya yang tak terkira-kira. Melupakan Tuhan, tinggi hati, tidak menghargai jasa-jasaNya lalu menganggap sepi Dia sebagai sumber air hidup.

ALANGKAH KURANG AJARNYA, JIKA KITA YANG TELAH BANYAK MENIKMATI “KEHIDUPAN” DARI SUMBER AIR HIDUP ITU, TANPA ALASAN MENINGGALKAN DIA SERTA MENGANGGAP SEPI DIRI-NYA.

2. MENGGALI KOLAM YANG BOCOR BAGI DIRI MEREKA SENDIRI.

Dari melupakan Tuhan, menjadi tinggi hati, tidak menghargai jasa-jasa dan kehidupan yang diberikanNya dengan limpah, berlanjut kepada kebodohan. Ya, sebuah kebodohan, karena sungguh tidak sebanding antara “mata air hidup” yang tidak ada habis-habisnya dengan “kolam bocor yang tidak dapat menahan air”.

Inilah kebodohan umat Tuhan dan mereka yang menolak menjadikan Tuhan sebagai “sumber air hidup” mereka. Padahal kesukaan karena “air hidup” sungguh tak dapat dibandingkan dengan kenikmatan kolam yang bocor.

ADALAH KEBODOHAN JIKA UMAT TUHAN MENUKAR KESUKAAN SORGAWI DENGAN MENGEJAR KENIKMATAN DUNIAWI YANG TIDAK BERTAHAN LAMA. KESUKAAN SORGAWI ADALAH KESUKAAN YANG TERUS MENERUS MEMANCAR TIADA HABISNYA, SEMENTARA KENIKMATAN DUNIAWI HANYA SEBATAS “SENANG SEBENTAR SAJA”, LALU MENIMBULKAN KEKERINGAN HATI YANG LEBIH DAHSYAT!

Dalam kisah perempuan Samaria yang berjumpa dengan Yesus di pinggir perigi Yakub kita dapat melihat gambaran tentang kenikmatan yang diberikan oleh dunia dibandingkan dengan kesukaan yang Tuhan mau berikan.

Perempuan Samaria dalam kisah itu telah mempunyai lima suami, namun itu belum memuaskan hidupnya. Ia masih lagi hidup dengan seorang pria lain yang Yesus sendiri katakan sebagai bukan suaminya. Sudah mempunyai lima suami tetapi masih hidup lagi dengan pria lain yang bukan suaminya alias “kumpul kebo”. Apakah yang dicari perempuan Samaria ini? Puaskah dia dengan lima suami dan satu pria yang bukan suaminya sendiri? Ini sama saja dengan meninggalkan sumber air hidup dan menggali kolam yang bocor yang tidak dapat menahan air.

Yesus, sumber air hidup datang memberikan kehidupan dan bukan sekadar hidup saja, melainkan kehidupan yang berkelimpahan. Kelimpahan yang bersifat sorgawi, kelimpahan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. Jadi, pertama-tama bukan kelimpahan yang berifat jasmani, seperti harta benda yang bisa hancur dimakan ngengat atau hilang diambil pencuri. Perhatikanlah perkataan Tuhan yang indah dan sangat menenteramkan sekaligus memuaskan bagi mereka yang telah menerima Dia dan mengalami janji-Nya itu.

Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
~ Yohanes 4:13 ~

Sejernih dan sesegar apapun air perigi yang digali oleh Yakub, selalu akan menimbulkan kehausan lagi. Itulah gambaran dari kesenangan dari dunia ini. Tak pernah bisa memuaskan malah makin menimbulkan kehausan. Banyak orang, bahkan umat Tuhan sekalipun yang menjadikan harta benda, prestasi, kemakmuran, jabatan, kenyamanan hidup sebagai “air hidup” mereka. Tetapi kita tahu, bahwa di mata Tuhan itu sebuah kesalahan bahkan kejahatan. Karena itu sama dengan meninggalkan Tuhan sebagai sumber air hidup.

tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.

Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." ~ Yohanes 4:13-14 ~

Tuhan Yesus dengan kelemahlembutanNya menawarkan kepada kita “air hidup” yang sungguh-sungguh hidup dan menghidupkan, yakni Roh Kudus, bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Bahkan yang sangat ajaib, air yang diberikanNya itu “menjadi mata air” dalam diri orang yang menerimanya. Lebih hebatnya lagi, air yang menjadi mata air itu “akan terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal”. Semua sumber yang dari bumi akan habis, tetapi semua yang berasal dari Allah akan tiada habis-habisnya.

Oh, hanya Tuhan yang sanggup memberikan air seperti ini. Hanya Yesus yang bisa memberikan air dengan kualitas menghasilkan mata air dalam diri seseorang. Itulah Yesus, gunung batu yang sanggup mengeluarkan air untuk Israel di padang gurun. Itulah Kristus yang dipukul di kayu salib lalu mengeluarkan berkat kehidupan melalui Roh Kudus yang diutusNya masuk ke dalam hati orang percaya.

APAKAH MAKSUD TULISAN INI DALAM KONTEKS MENGAWALI TAHUN 2017 INI?

1. Jangan meninggalkan Tuhan serta mencoba hidup bergantung kepada kekuatan diri sendiri. Sebaliknya, kita memerlukan pengalaman lebih lagi dengan Roh Kudus, “air hidup” di dalam kita yang menjadi “mata air yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal”. Roh Kudus yang terus menerus memancar menghasilkan kesegaran rohani yang tiada habis-habisnya. Roh Kebenaran yang memimpin kita hidup dalam kebenaran dan merasa “terpuaskan” karena kebenaran itu sendiri. Dan, Roh Kudus yang membakar segala hasrat untuk mencari kesenangan duniawi sebagai tujuan hidup.


2. Kita membutuhkan Roh Kudus untuk menuntun kita kepada makna anugerah Allah yang ajaib, yang menolong kita untuk menyadari sepenuhnya betapa perlunya hidup kudus dan terlepas dari segala ikatan dosa yang membebani pengiringan kita kepada Dia.

3. Kita membutuhkan hadirat Kristus senantiasa agar selalu dapat berespon benar (seperti Kristus) dalam segala situasi yang sedang dan akan kita hadapi di tahun baru ini.

Doa dan harapan saya, biarlah semua itu kita bangun mulai dari diri sendiri dan keluarga kita masing-masing! Selamat tahun baru, selamat menikmati hadirat Kristus di setiap waktu di dalam rumah dan keluarga kita masing-masing! (SiKY, Desember 2016)

Artikel Terkait



Kembali ke atas

0 Komentar :

Komentar Saudara...


Nama :
Email :
Website :
Komentar :
 
 (Masukkan 6 kode diatas)


 



Pokok Doa

- Terjadinya pertobatan dari bangsa kita dimulai dari Gereja-Nya.

- Agar Jemaat dikuatkan untuk mengambil kesempatan memberitakan nama Yesus dengan cara apapun yang Tuhan berikan di tengah keadaan yang sukar ini.

- Keselamatan dan perlindungan Tuhan atas orang-orang percaya

- Pemerintah Pusat dan Daerah, Dokter dan para medis yang sedang berjuang menangani pasien akibat Virus Corona

semua agenda

Agenda

Info

  • Parents Meeting, Minggu 04 Juni 2023 pukul 12.00 di rumah ibadah

  • Doa Semalam Ceria, jumat malam 2 Juni2023 pukul 22.00 - 04.00.

  • Belajar Bersama (KRISTOLOGI) kamis 25 Mei 2023 jam 19.30 Via ZOOM. hubungi admin untuk mendapatkan link.

  • Teens Fellowship, Jumat 26 Mei 2023 jam 16.00 dirumah ibadah

Polling

Apakah Saudara/i sudah belajar memulai membangun ibadah bersama di dalam keluarga?
Sudah
Belum

Lihat

Kontak Kami

GPdI Jemaat Ujung Menteng
Jalan Kelurahan Ujung Menteng no.18 RT015/RW001, Cakung,
Jakarta timur. Indonesia.

Telp/Fax : (021) 4611850

E-mail :
admin@gpdiujungmenteng.com

Statistik Pengunjung

169724


Pengunjung hari ini : 186
Total pengunjung : 74779
Hits hari ini : 887
Total Hits : 169724
Pengunjung Online: 1