Angin Sakal
Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Matius 14:27
Kalimat di atas dikatakan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya untuk menenangkan mereka ketika murid-murid berteriak-teriak ketakutan karena mereka mengira Yesus hantu saat Yesus berjalan di atas air, hal tersebut diawali dengan terpaan angin sakal yang menerpa kapal mereka.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Angin sakal adalah angin yang bertiup dari arah haluan kapal (berlawanan dengan arah kapal) sehingga mengakibatkan kapal tidak bisa maju, dan terombang-ambing di tengah danau. Situasi seperti inilah yang dialami para murid Yesus ketika mereka menuruti perintah Yesus untuk mendahului Dia keseberang danau.
Keadaan seperti di terpa angin sakal, bisa terjadi juga di dalam hidup kita padahal kita sedang belajar menaati perintah Tuhan. Mungkin reaksi kita seperti para murid yang mulai panik dan takut. Bahkan ketika Yesus datang hendak menolong, kita malah tambah ketakutan karena tidak mengenali Dia.
Seringkali kepanikan karena melihat situasi dan kondisi yang terjadi disekeliling, membuat kita sulit mengenali Yesus. Di saat seperti ini, syukurlah perkataanNya yang luar biasa datang.... “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”. Hal ini mengajar saya ketika “angin sakal” datang, jangan terlalu lama paniknya, bukalah telinga hati, karena Ia mau berbicara kepada kita..
Perkataan “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” menyentuh saya, bahwa Ia bertanggung jawab dengan perintah yang Ia berikan kepada murid-muridNya dan Yesus memberikan diriNya sendiri untuk menenangkan murid-muridNya. Ia tidak mengutus malaikat, Ia datang sendiri menghampiri murid-muridNya. Ini meneguhkan saya bahwa kehadiranNya sudah cukup, adakah yang lebih besar dari penyertaan Tuhan di dalam hidup kita?
Apakah “kapal” Saudara saat ini sedang diterpa angin sakal? Sulit untuk bergerak maju dan terombang-ambing? Kalau Saudara mengalami hal itu karena sedang belajar menaati perintahNya, jangan takut Yesus sedang menghampiri Saudara, Ia berkata kepada Saudara “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”...... , Ia memberikan DiriNya sendiri sebagai sumber ketenangan, tetaplah taat dan setia, Ia menyertai Saudara. -Jerimia Saputra-
Artikel Terkait
- Taat = Tepat
- Merdeka dan Perubahan
- Pokok Anggur dan Ranting, Maksudnya?
- Berbeda, Berasa dan Berkualitas
- Mengapa Kita Perlu Membaca Firman Tuhan ?