Membangun Hubungan Kasih Ke Sesama
Di hari-hari terakhir pelayanan Tuhan Yesus, Ia memberikan kepada para murid-Nya apa yang Dia sebut "perintah baru" (Yohanes 13:34). Diulangi tiga kali, perintah itu sederhana namun sulit: “Saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yoh.15:12; lihat juga ay.17). Ajaran untuk saling mengasihi telah menjadi ajaran sentral dari pelayanan Juruselamat. Yesus bahkan mengajarkan, “Kasihilah musuhmu” (Mat.5:44). Tetapi perintah untuk mengasihi orang lain sebagaimana Dia telah mengasihi kawanan domba-Nya adalah bagi para murid-Nya dan bagi kita, itu sebuah tantangan yang unik. Mengapa begitu sulit untuk saling memiliki kasih seperti Kristus? Itu sulit karena kita harus hidup di antara mereka yang tidak memiliki kepercayaan dan nilai dan kewajiban perjanjian yang sama dengan kita.
Banyak ayat – ayat dalam Firman Tuhan yang memerintahkan kita untuk mengasihi orang lain, misalnya dalam :
- Lukas 6:31 "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka".
- Yoh 4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
- Yoh 4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
- Yoh4:12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
Untuk meneguhkan betapa pentingnya membangun hubungan kasih kepada sesama, kisah Orang Samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 10:25-37. Perumpamaan ini menggambarkan cinta kasih yang tidak terbatas, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci sekalipun. Cerita ini penting, sebab ini adalah salah satu asas atau dasar agama Kristen yaitu: cinta kasih sesama.
Orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Yahudi. Karena itu, si korban dalam kisah Yesus ini sama sekali tidak tahu ataupun kalau dia tahu, maka dia tidak mengharapkan pertolongannya, namun dalam kisah tersebut, dari ketiga orang yang melihat korban, justru hanya orang Samaria inilah yang turun tangan dan bersedia menolongnya. Frase "orang Samaria yang murah hati" menjadi ungkapan sehari-hari bagi seseorang yang bersedia menolong orang lain - bahkan yang tidak dikenal sekalipun - tanpa pamrih.
Jadi sangat jelas, kekayaan cinta kasih, menolong sesama dan juga membangun hubungan kepada sesama merupakan harga MUTLAK untuk kita bisa dikatakan sebagai murid Kristus.
-Bpk Ricky Sudito Pontoh
Artikel Terkait
- Membangun hubungan kasih kepada sesama (IN) Saling Mengasihi
- Berbeda, Berasa dan Berkualitas
- Lapar Setengah Mati
- Manfaat Membaca Firman
- Milik Allah Sendiri