Hubungan Keluarga Yang Dipulihkan
Tahun 2017 menjadi tahun penggenapan sekaligus pemulihan dalam keluarga saya.
Berawal dari kurang lebih 5 tahun yang lalu, karena lingkaran dosa yang terus saya perbuat pada satu titik dosa itu memulai kehancuran dalam kehidupan saya, terlebih bagi keluarga saya kecewa dengan apa yang sudah saya perbuat.
Disaat merasa semua kecewa terhadap saya, semua menyalahkan apa yang saya perbuat, disaat merasa ditinggalkan. Disaat itulah Tuhan memenangkan saya lewat FirmanNya. Disaat itulah merasakan dikasihi oleh Tuhan yang mau datang untuk orang berdosa seperti saya.
Ya, saya merasakan damai sejahtera yang belum pernah saya rasakan. Haleluyaa..
Singkat cerita keputusan saya untuk Mengikut Yesus berawal dari keputusan yang sulit dan berat, orang tua saya sendiri menentang keras dengan apa yang menjadi keputusan saya. Bahkan sampai tercetus dari bapak "kalo itu mau mu, kamu bukan anak bapak lagi!". Belum lagi dengan sms dari kakak yang pertama yang berkata "dek, kalo kamu kukuh sama keputusanmu, jangan pernah lagi menginjakkan kaki dirumahku!"
Sangat berat, tapi itulah harga dari dosa yang saya perbuat.
Tapi keputusan mengikut Yesus sebagai Tuhan, sekaligus sebagai Juru selamat merupakan anugerah yang terbaik yang saya dapatkan, berawal dari keputusan yang sulit dan teramat berat itu, lewat hati yang sudah terlanjur tercerai berai itu. Tuhan Yesus merangkainya perlahan demi perlahan..
Tidak butuh waktu lama, kurang lebih 1 bulan dari keputusan itu orang tua saya memaafkan saya, dengan anugerah Tuhan mereka menerima keputusan saya.
Sejak itu hubungan saya dengan Bapak dan Ibu saya pulih, saya malah dapat lebih berkomunikasi dengan keluarga saya, dan saya tau mereka juga banyak melihat perubahan-perubahan yang baik yang ada dengan saya.
Ya, hubungan kami benar-benar dipulihkan oleh Tuhan, oleh kemurahannya.
Di satu sisi, setiap momen idul fitri saya ditahan orang tua untuk tidak datang ke rumah, karena orang tua saya tidak mau terjadi bentrok antara saya dengan kakak saya yang pertama, jadi setiap tahun Bapak dan Ibu harus berbohong kepada tetangga-tetangga yang menanyakan kenapa saya tidak pulang kerumah, mereka selalu berkata saya masih ada pekerjaan yang harus dilakukan. Jadi saya hanya bisa mengunjungi orang tua saat momen natal saja.
Ditahun 2017, momen 3 hari sebelum idul fitri ditahun itu, berkat doa dan kemurahan Tuhan, kakak saya secara tiba-tiba menelepon saya untuk meminta maaf dengan sikap yang telah dia lakukan terhadap saya, dimomen itu kami saling menangis dan memafkan, saya sungguh terharu, bingung dan gembira menerima telephone dari kakak saya. Dia meminta saya untuk lebaran tahun itu saya pulang, bersama-sama bersilahturahmi dirumah.
Tahun 2017 Tuhan kembali menunjukkan kemurahannya didalam hidup saya, Yesus betul-betul merangkai puing-puing keretakan hubungan keluarga saya, Yesus memulihkannya.